08 September 2022
Musik memang menjadi teman di segala situasi. Kemudahan teknologi membuat kita dapat mendengarkan musik dari berbagai platform baik online maupun offline. Kehadiran musik menjadi pelengkap di berbagai suasana.
Melihat tumbuh kembang Si Kecil adalah kebahagiaan bagi orangtua. Usia 1-4 tahun bisa dibilang adalah masa-masa emas karena perkembangan Si Kecil akan terlihat signifikan. Nah, kemampuan berbahasa Si Kecil nantinya berkembang seiring dengan perkembangan biologisnya. Selain perkembangan biologis, perkembangan bahasa juga tidak kalah penting. Bahasa merupakan sarana penting untuk berkomunikasi dengan orang lain sampai mengekspresikan pemikirannya.
Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, baik dalam proses bahasa juga berjalan. Dan salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah perkembangan bicara anak.
Tahapan Perkembangan Bicara Normal pada Anak
1. Usia 0-6 bulan
Saat lahir, Si Kecil hanya bisa menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, ia mulai mendengarkan suara Bunda dengan seksama, melihat wajah Bunda saat Bunda berbicara, dan juga merespons jika mendengarkan musik. Lalu kemampuan Si Kecil berkembang, ia dapat bersuara sederhana seperti ‘aaah’ dan ‘uuuh’ yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga akan mulai bereksperimen dengan membuat suara-suara aneh. Begitu memasuki usia 6 bulan, ia akan mulai mengasah kemampuan berbicara dengan mengatakan satu suku kata, seperti ‘ma-ma’ atau ‘pa-pa’. Ia juga sudah bisa memberikan respons ketika namanya disebut.
2. Usia 6-12 bulan
Pada usia ini, Si Kecil mulai mengerti nama orang dan benda serta konsep dasar seperti ya, tidak, atau habis. Ia akan mulai babbling dengan intonasi atau nada bicara seperti Ayah dan Bunda. Ia juga semakin mantap mengucapkan kata sederhana seperti mama atau papa meskipun belum paham artinya. Mulai usia 9 bulan, Si Kecil sudah bisa mengerti beberapa perintah sederhana, misalnya “Lihat itu.” Ia juga akan mulai menggunakan isyarat jika menginginkan sesuatu. Saat ulang tahunnya yang pertama, Si Kecil akan mengerti kira-kira 70 kata.
3. Usia 12-18 bulan
Pada usia ini, Si Kecil sudah bisa berkata 3-6 kata dengan memahami artinya. Dapat mengangguk atau menggelengkan kepala saat ditawarkan sesuatu. Ia akan mulai membeo, mengikuti kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi seringkali hanya diucapkan bagian depan atau belakangnya saja, misalnya “num” untuk “minum”.
4. Usia 18-24 bulan
Si Kecil akan mengalami lonjakan bicara. Ia akan mampu berbicara satu kalimat sederhana yang terdiri dari setidaknya dua kata. Sebanyak 50% kata-katanya sudah dapat dimengerti pada usia 2 tahun.
Meski perkembangan bicara tiap anak berbeda-beda, tetapi orangtua perlu untuk mengetahui “patokan”, sehingga bisa mengidentifikasi speech delay segera. Ayah dan ibu harus tahu sejauh mana kemampuan bicara anak, sesuai usianya. Pada usia 3 bulan, umumnya bayi sudah mulai bisa mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti. Bayi juga biasanya sudah mulai mengerti bahwa ia tengah diajak bicara dan menunjukkannya dengan tertawa atau menatap wajah orang yang mengajak berbicara.
Keterlambatan bicara atau speech delay cukup sering ditemui pada anak. Melansir dari KidsHealth, anak yang memiliki keterlambatan berbicara bisa mengucapkan beberapa kata tetapi kesulitan untuk menyusunnya dalam satu kalimat yang baik. Anak dengan speech delay juga kesulitan memahami kata atau frasa yang ia ucapkan. Karenanya, Anda perlu memperhatikan tanda-tanda anak mengalami keterlambatan berbicara.
Mengenal Speech Delay dan Penyebabnya
Anak yang mengalami speech delay biasanya akan menunjukkan gejala kegagapan atau kesulitan mengucapkan kata-kata dengan tepat. Selain itu, anak yang mengalami gangguan ini juga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri atau memahami maksud orang lain. Kemampuan bahasa dan bicara anak umumnya akan berkembang pada tiga tahun pertama kehidupan.
Maka dari itu, tiga tahun pertama kehidupan bayi disebut sebagai periode krusial terutama dalam perkembangan keterampilan berbicara dan bahasa. Anak-anak cenderung memiliki keterampilan berbicara dan bahasa yang baik jika sering terpapar suara atau ucapan orang lain. Penting bagi orangtua untuk selalu membuat interaksi dengan Si Kecil, sehingga terhindar dari terlambat bicara.
Selain kurang paparan bahasa, speech delay pada anak juga bisa dipicu oleh kondisi kesehatan tertentu. Secara umum, terlambat bicara pada anak bisa disebabkan oleh gangguan pada mulut, terutama pada ludah atau langit-langit mulut. Salah satu kondisi yang bisa memicu speech delay pada anak adalah frenulum, yaitu lipatan di bawah lidah yang pendek.
Anak yang mengalami frenulum cenderung kesulitan untuk berbicara, sebab lipatan di bawah lidah yang pendek bisa membatasi pergerakan lidah, sehingga kesulitan menghasilkan kata atau kalimat. Terlambat bicara alias speech delay pada anak juga bisa terjadi karena gangguan pendengaran alias tuli. Kondisi ini membuat anak tidak bisa mengidentifikasi kata. Tuli pada anak bisa terjadi karena kondisi bawaan atau muncul akibat infeksi.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab mengapa anak bisa mengalami keterlambatan bicara. berikut beberapa faktor penyebab anak mengalami speech delay.
- Terlalu banyak menonton televisi atau gawai
Beberapa orang tua tidak sadar bahwa kebiasaan menonton TV pada anak bisa membuatnya mengalami keterlambatan bicara. Tontonan televisi dan video dari gawai hanya bekerja secara satu arah saja. Jika selama ini anak terbiasa menonton televisi sendirian, ia hanya akan menerima informasi tanpa melakukan proses interaksi sebab televisi tidak menstimulasi anak untuk mencerna dan memproses interaksi. Akibatnya, anak tidak mengerti betapa pentingnya berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, ia hanya akan mengira bahwa komunikasi yang wajar adalah komunikasi satu arah seperti yang ia dapatkan dari televisi atau gawai.
- Minim interaksi dengan orang tua
Jadwal pekerjaan yang selalu menumpuk setiap hari membuat orang tua kesusahan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak, hal ini sangat berpengaruh dalam kemampuan berbahasanya. Orang tua yang jarang mengajak anak bercakap-cakap sangat mungkin membuat anak mengalami speech delay. Stimulasi dari lingkungan yang minim, berakibat kosakata yang dikuasainya pun akan terbatas. Sering-seringlah mengajak anak bercakap-cakap meskipun kata per katanya belum sepenuhnya dapat dipahami.
- Gangguan pendengaran
Anak dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami masalah pada percakapan, gangguan itu membuatnya tidak bisa mendengar percakapan di sekitarnya. Hal ini otomatis akan langsung berpengaruh pada kemampuan bicara dan bahasanya. Gangguan pendengaran ini bisa terjadi karena trauma, infeksi, kelainan bawaan, infeksi saat hamil, atau pengaruh obat yang dikonsumsi ibu saat hamil. Jika gangguan pendengaran adalah penyebabnya, segera kunjungi dokter anak untuk memastikan apakah anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak.
- Kelainan organ bicara
Kelainan organ bicara, seperti lidah pendek, bibir sumbing, kelainan bentuk gigi dan rahang, atau kelainan laring juga akan berpengaruh pada kemampuan berbicara. Misalnya, anak dengan lidah pendek akan kesulitan untuk mengucapkan huruf t, n, r, dan l.
- Autism
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan adanya keterlambatan dan gangguan bidang kognitif, perilaku, komunikasi (bahasa), dan interaksi sosial. Jika anak mengalami keterlambatan bicara karena autisme, solusinya tidak hanya perlu terapis wicara saja. Ada baiknya segera berkonsultasi dengan terapis khusus autism supaya mendapatkan penanganan yang lebih akurat.
- Hambatan pada otak dan syaraf
Faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara adalah karena adanya gangguan di otak, khususnya pada daerah oral motor. Adanya gangguan ini akan menyebabkan anak mengalami masalah dalam mengolah suara. Lalu, gangguan pada sistem neurologis juga sangat mungkin menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara. Misalnya, anak yang mengalami distrofi otot bisa berpengaruh juga pada otot-otot untuk berbicara sehingga menyebabkan anak mengalami kesulitan memproduksi kata.
Selain dapat mengakibatkan anak kesulitan berkomunikasi, speech delay juga berakibat pada sulitnya orang tua memahami keinginan anak. Bahkan akibat lebih jauh, speech delay bisa berdampak serius. Anak akan sangat mudah untuk memiliki faktor risiko gangguan jiwa, seperti depresi dan anxiety.
Stimulasi pada anak memang seharusnya dilakukan sejak dini agar anak terhindar dari masalah keterlambatan berbicara atau speech delay.
Penanganan untuk masalah speech delay membutuhkan penanganan dari beberapa dokter yaitu dokter anak, psikolog atau psikiater anak, dan dokter THT.
Selain dokter, peran orangtua juga sama pentingnya dalam perkembangan bicara anak. Bersumber dari laman IDAI, orang tua disarankan untuk rajin berbicara dan berkomunikasi pada anak. Dimulai dari masih bayi, biasakan untuk berkomunikasi dengan anak sesering mungkin. Kata-kata dari orang tua bisa berpengaruh pada perkembangan kosa kata anak. Selain mengajak berbicara, cara mencegah keterlambatan berbicara bisa dengan membacakan cerita. Bacakan buku bergambar yang sederhana pada anak. Ajak juga anak untuk menunjukkan gambar pada buku dan menyebutkan nama gambar tersebut.
Selain hal tersebut diatas, pemenuhan nutrisi juga sangat penting, sehingga membantu anak tumbuh sehat dan cerdas. Jadi, sebaiknya penuhi asupan nutrisi baik dari segi menu makanan atau melengkapi kebutuhan nutrisi melalui pemberian suplemen yang mendukung tubuh kembang anak.
Semoga bermanfaat ^^.
Sumber : Dari berbagai sumber
Dilihat : 6002x